Jumat, 02 September 2016

Cerpen Tentang Persahabatan Judul "Karena Kau Sahabatku"

Hai..! Kali ini saya ngepost cerpen yang berjudul "Karena Kau Sahabatku" yang pastinya karya saya sendiri. Berhubung karena ada tugas dari guru bahasa Indonesia untuk bikin cerpen, saya buat sesuai apa yang ada di otak saya. Pastinya cerpen saya ini masih standar, belum seperti cerpen yang dibuat oleh orang yang memang sudah ahlinya. Langsung aja silahkan dibaca, semoga bermanfaat.

Karena Kau Sahabatku
Karya : Vika Tafrichana
Vani sedang duduk di kursi meja belajarnya sambil melamun, ya mungkin karena terlalu lelah mengerjakan pekerjaan rumahnya. Dan kini bukunya hanya tergeletak begitu saja di meja hadapannya. Vani melamuni beberapa hal dan teringat tentang masa kecilnya ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat itu Vani mempunyai teman yang sangat begitu dekat dengan Vani. Teman SDnya memang punya kenangan yang banyak untuk Vani dan sangat membekas dipikiran Vani sampai saat ini ia berada di bangku SMA. Mungkin karena sekolah di jenjang SD memang waktunya cukup lama untuk bisa akrab dengan teman yang lainnya. Apalagi jika dari kelas 1 sampai kelas 6 teman satu kelasnya tetap, seperti kelas Vani. Hanya sedikit yang keluar karena pindah sekolah. Makanya Vani dan teman-teman satu kelasnya itu begitu sangat dekat, seperti keluarga sendiri.
***
Vani mengingat teman SDnya satu per satu, banyak sekali kenangan Vani dengan mereka. Bahkan dengan setiap anak pun, Vani mempunyai kenangan tersendiri. Vani ingat saat Vani dan teman-temannya bermain bersama, jail bersama bahkan menangis bersama. Kenapa menangis bersama, Vani ingat saat mereka mungkin sedang kelas 4 SD guru yang sekaligus wali kelasnya itu akan dipindah tugaskan. Dan entah mengapa anak satu kelas itu serentak menangis, karena sedih akan ditinggal wali kelasnya itu. Vani tersenyum mengingat kejadian itu, “Kenapa harus nangis yaa? Lucu deh.” Gumamnya sambil terus mengingat kejadian-kejadian ketika masih SD.
Saat awal masuk kelas 1 SD, semuanya begitu aneh, awalnya tidak ada satupun yang Vani kenal. Mereka semua masih polos, maklum masih kelas 1 SD kan. Yang Vani tidak ingat yaitu awal mereka semua berkenalan, entah bagaimana tapi yang pasti mereka semua tetap akrab satu sama lain. Sayangnya hanya sedikit yang tetap dekat dengan Vani sampai sekarang, dan itupun yang sekarang masih satu sekolah dengan Vani. “Kenapa sekarang nggak kaya dulu lagi?” tanyanya dalam hati.
Vani teringat dengan seorang teman SDnya yang bisa dibilang cukup dekat dengan Vani, bahkan sudah seperti keluarga. Namanya Tasya, Vani dan Tasya memang sangat dekat, mereka sering bermain bersama. Kadang Tasya kerumah Vani, kadang Vani yang kerumah Tasya. Orang tua mereka berdua pun saling kenal dan cukup akrab. Semua kedekatan Vani dan Tasya masih sama, sampai pada akhirnya mereka lulus SD. Vani, Tasya dan beberapa teman lainnya mendaftar ke SMP yang sama. Awal masuk mereka berdua masih sering bersama, dan masih sering ada percakapan diantara keduanya, walaupun mereka berdua sudah berbeda kelas. Namun seiring waktu berjalan, Vani dan Tasya yang sudah mendapat teman baru dikelas mereka masing-masing membuat jarak yang cukup jauh antara Vani dan Tasya. Mereka menjadi semakin jarang bertemu, dan jarang juga terlihat percakapan diantara mereka. Naik kelas 2, jarak persahabatan mereka bisa dibilang sudah sangat jauh, saat bertemu Vani merasa kalau sahabatnya itu sudah berubah. Saat Vani sedang sekedar menyapa Tasya, Vani merasa seperti orang yang baru kenal dengan Tasya. Hati Vani merasa terguncang dengan sikap aneh sahabat kecilnya itu saat ini. Dalam lubuk hati Vani yang paling dalam, sebenarnya Vani tidak ingin ada jarak antara ia dan sahabatnya itu. Bahkan ada saat ketika mereka berpapasan, mereka tidak saling menyapa, Vani merasa kalau Tasya sahabat kecilnya itu benar-benar sudah berubah. Ada apa dengan Tasya? Mengapa dia seperti menganggapku tak ada?
***
Saat mengingat hal sedih itu, pikiran Vani kacau, Vani begitu ingin kalau sahabat kecilnya kini kembali seperti dulu lagi.
***
Vani memang ingin seperti dulu lagi dengan Tasya, namun tak ada keberanian dalam hati Vani untuk sekedar menyapa atau menatap Tasya. Bukan karena Tasya berubah menjadi monster yang menakutkan. Tapi ketika Vani melihat Tasya yang sedang bersama sahabat-sahabat barunya, ia merasa sangat begitu bahagia. Waktu Tasya mungkin sudah habis untuk bermain bersama sahabat-sahabat barunya. Sebab itulah Vani merasa tidak berani untuk mendekati Tasya. Waktu terus berlalu, Vani dan Tasya kini sudah bagaikan air dengan minyak yang tidak dapat bersatu. Bukan karena sebuah pertengekaran, namun karena waktu dan keadaan yang membuat mereka seperti itu sekarang ini. Vani sempat agak kesal pada Tasya, bahkan hampir menganggap Vani itu bukan sahabatnya lagi. Namun ketika ada kesempatan untuk mereka saling menyapa, hati Vani agak sedikit luluh dan tetap menganggap Tasya sebagai sahabatnya. Ya, sahabat kecilnya yang kini sudah jadi sahabat banyak orang.
***
Vani tersadar dari lamunan masa lalunya dengan para sahabat-sahabat kecilnya, dan mulai menyelesaikan pekerjaan rumah yang baru separuh ia kerjakan. Setelah selesai Vani berbaring diatas kasur tempat tidurnya dan memikirkan tentang lamunannya tadi. Vani bertanya-tanya “Apa kabar sama Tasya yaa ? Udah lama nggak ketemu.”
Memang jarang sekali ada kesempatan mengobrol antara Vani dan Tasya secara langsung. Namun setidaknya ada media sosial yang bisa menyatukan mereka walau dalam dunia maya. Vani bisa melihat kesibukan Tasya saat itu, sedang apa dia, dimana dia, dan dengan siapakah Tasya. Dan kadang Tasya juga chat Vani, dan Vani pun membalasnya dengan senang, walau tidak berlangsung lama.
Suatu hari, Vani mendapat chat dari Tasya di media sosialnya, Vani sangat senang. Setelah bercakap-cakap cukup lama, Tasya bilang kepada Vani kalau dia juga sangat kangen ingin bertemu teman-teman SD mereka. Akhirnya Vani dan Tasya memutuskan akan mengadakan sebuah reuni untuk semua teman-teman SD angkatan mereka dulu. Tempat dan waktu akan disiapkan oleh Tasya. Semua teman-teman SD mereka pun setuju atas rencana reuni itu. Dan pada saat tiba waktu yang ditentukan, mereka semua berkumpul bersama. Hati Vani sangat gembira bisa berkumpul seperti dulu lagi ketika mereka masih SD. Banyak yang mereka perbincangkan saat itu. Berbincang-bincang tentang kenangan masa SD mereka dulu. Mereka semua tertawa bahagia saat mengingat kejadian yang begitu mengesankan ketika SD dulu.
Akhirnya, Vani pun senang dan bahagia karena sahabat-sahabat masa kecilnya dulu yang sempat hilang kabarnya kini bisa berkumpul kembali dengannya walau sekejap. “Karena kalian adalah sahabatku. Aku akan tetap mengingat kalian. Sahabat kecilku yang tak akan hilang termakan waktu. Dan akan terus bersamaku sampai mataku tertutup”

Yaap itu dia cerpen yang saya buat seadanya, enggak berkisah tentang siapa-siapa kok, hehe. Terimakasih sudah berkunjung dan yang mau membaca. Kritik dan saran sangat berguna.. Thanks